![]() |
Toko Benang Raja Salatiga tampak depan |
Di meja kasir, Ko King menandatangani struk belanja. Ia lalu menoleh ke arah orang yang berada di sebelahnya, “mari..” kata Ko King sembari undur diri. Setelahnya lagu Perahu Kertas versi Tulus akan muncul, “Ku bahagia, kau telah terlahir di dunia, dan kau ada di antara milyaran manusia…”
Kurang lebih seperti itulah rata-rata isi beranda TikTok Ko King, pemilik toko Benang Raja yang cabangnya ada di beberapa daerah di pulau Jawa. Selain mengundang rasa penasaran, konten-konten Ko King juga mengundang haru apalagi setelah melihat muka bahagia dari pelanggan yang ia traktir.
Ia memang kerap mentraktir pelanggan yang berbelanja ke tokonya dengan berbekal tanda tangan. Selain dengan maksud berbagi, konten semacam itu tentu sekaligus menjadi ajang promosi toko batik Benang Raja miliknya.
Tak bisa diprediksi kapan, di mana dan kepada siapa dia akan muncul. Tapi jika ada pelanggan yang diajak ngobrol sampai dijanjikan akan ditraktir bayar dengan bekal tanda tangan, sudah jelas orang itu terpilih untuk ditraktir dan masuk ke konten beliau. Anggap saja itu rejeki-rejekian karena tidak semua orang bisa beruntung.
Konten-konten Ko King kerap hilir mudik di beranda saya. Saking seringnya tanpa sadar nama toko Benang Raja sudah saya hafal diluar kepala. Bisa dibilang teknik marketing “traktiran” ala Koh King berhasil membuat warga TikTok penasaran dengan toko miliknya. Saya pun demikian.
Bahkan toko Benang Raja ini sudah dikenal hingga Jakarta. Beberapa waktu lalu saya ada event temu komunitas, iseng saya bawa kue lebaran dengan memakai bag dari Benang Raja, ternyata salah seorang kawan mengenalinya, “kok bisa dapet Benang Raja?” tanyanya.
Saya pun menjelaskan kalau selama mudik kemarin memang menyempatkan waktu untuk main ke sana. “Ketemu Ko King juga?” tanya beliau sembari bercandaan. “Janganlah, saya belum siap viral,” balas saya sembari terkekeh. Meski belum pernah mengunjungi tokonya tapi kawan saya ini tahu tahu tentang Ko King dari TikTok .
Benang Raja ada di mana, total kalau tidak salah ada 11 cabang. Setelah saya telusuri pula ternyata pusatnya ada di Salatiga. Saya pun memutuskan untuk mampir ketika pulang mudik ke Ungaran lebaran kemarin.
Seperti yang tergambar di akun Ko King, toko Benang Raja cabang Salatiga luas dan megah. Desain arsitekturnya pun cantik. Semua didominasi warna putih. Parkirannya bisa dibilang cukup luas. Semua yang terlihat berbanding terbalik dengan harga-harga yang ada di dalam.
![]() |
Interior di toko Benang Raja |
Dengan konsep toko moderen, terang, bersih, ber AC toko ini membuat pelanggannya kaget ketika melihat harga-harga yang tertera di masing-masing produk. Ada batik dengan harga mulai dari 19 ribu rupiah hingga dompet seharga di bawah 30 ribu rupiah. Tak semua murah memang, ada juga batik kelas premium dengan harga di atas 200 ribu rupiah.
Fokus utama toko ini memang menjual batik, entah itu baju, daster, gamis, mukena, kain, blangkon, dan semacamnya. Selain itu ada juga beberapa barang tambahan yang kabarnya dari UMKM seperti tas, aksesoris hingga botol minum yang juga dengan harga murah meriah.
![]() |
suasana di dalam toko Benang Raja Salatiga |
![]() |
Asesoris yang dijual di toko Benang Raja Salatiga |
Bukan pemain baru, toko Batik Benang Raja sudah berdiri sejak 2014. Yang saya lihat di Salatiga merupakan tampilan pasca renovasi. Tak hanya lebih luas dan modern, toko ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet dan musholla.
Keduanya berada terpisah dari bangunan utama sehingga mudah diakses dari luar. Untuk ukuran sebuah toko, toilet dan musholla mereka tergolong rapi, bersih dan cukup luas. Ada pula sarung, sajadah dan mukena yang bisa pengunjung gunakan. Saya dan suami pun menuntaskan shalat ashar lebih dulu di sana agar bisa berbelanja dengan rasa tenang.
![]() |
Musholla di toko batik Benang Raja Salatiga |
![]() |
Tempat wudhu di toko Benang Raja Salatiga |
Entah siapa “Raja” yang dimaksud pada namanya, tapi ketika saya masuk memang seolah dirajakan. Ada tempat duduk untuk mereka yang menunggu baik di dalam maupun luar ruangan. “Wah ini nih yang dicari para lelaki.” Celetuk suami saya ketika melihat barisan kursi di sisi depan toko.
![]() |
Tempat duduk di depan pintu utama |
Kedai itu sontak menarik perhatian pelanggan khususnya anak-anak. Sembari menunggu ibunya berbelanja anak-anak akan duduk anteng sembari menyantap es krim murah dengan rasa yang tidak murahan. Melihat itu saya jadi teringat dengan IKEA. Saya pernah sengaja jauh-jauh datang ke IKEA hanya untuk menjajal ice cream yang katanya murah meriah itu.
Hal-hal semacam itu bisa jadi trik marketing. Mereka tidak benar-benar menjual ice cream untuk mengambil keuntungan tapi untuk menarik pelanggan untuk datang. Rupanya Ko King bisa dibilang sangat millennial. Segala trik marketing yang ia pakai sangat tanggap kebutuhan jaman.
![]() |
Kedai ice cream di dekat pintu masuk toko Benang Raja Salatiga |
Di dalam toko ada juga fitting room yang jumlah pintu dan luasnya hampir sama seperti di mall mall besar. Bahkan desainnya saya rasa lebih baik karena dipenuhi dengan kaca-kaca besar. Kaca-kaca ini juga ada di beberapa titik lokasi -dekat dengan baju-baju. Pencahayaan yang terang benderang membuat mata setiap pelanggan nyaman memandang diri mereka sendiri.
![]() |
Area fitting room di toko Batik Benang Raja Salatiga |
![]() |
Kaca-kaca besar di area fitting room |
Setelah berputar-putar cukup lama, akhirnya saya membawa sebuah tunik batik ke arah kasir. Anehnya tunik yang saya beli harganya 150.000 rupiah tapi lokasinya ada di batik dengan harga terjangkau. Ketika saya tanyakan ke penjaga katanya memang benar itu termasuk harga terjangkau. Lah, padahal harga terjangkau lain yang saya lihat itu kisaran di bawah 100.000. Ya Sudahlah, mau berapapun karena saya terlanjur suka dengan modelnya ya saya beli saja.
![]() |
Suasana di dalam toko Benang Raja Salatiga |
Dari berbagai hal yang saya cermati dan lihat langsung. Ko King bisa dibilang punya strategi marketing yang cukup jitu. Di kala semua orang berlomba-lomba berpindah ke jualan live online, ia justru memilih untuk mengembangkan toko offline-nya.
Ia ingin menawarkan sensasi berbelanja dengan rasa puas dan bahagia. Puas karena harganya yang ramah di kantong dan bahagia karena mendapat sejumlah fasilitas dan pelayanan layaknya seorang raja.
![]() |
Toilet bersih |
Tak hanya melengkapi tokonya dengan berbagai fasilitas, Ia juga menyuruh anak buahnya untuk ramah terhadap semua pelanggan.
Setiap kali pelanggan masuk, ada penjaga cantik yang menyapa dengan senyum ramah. Setiap dari pramuniaganya pun melayani dengan ramah. Ia sadar kenyamanan pelanggan akan mendatangkan transaksi baik pada tokonya.
Semua itu tak lain karena Ko King juga memperlakukan karyawannya dengan baik. Mereka semua dapat gaji layak, fasilitas serta tunjangan kesehatan. Ini seperti istilah, bahagiakan diri sendiri dulu sebelum membahagiakan orang lain. Ko King memperlakukan karyawan dengan baik agar mereka juga bisa baik ke pelanggan.
Pemikiran Ko King cukup revolusioner. Menurutnya toko dengan produk harga terjangkau tidak melulu dibarengi dengan fasilitas dan pelayanan seadanya. Ia benar-benar menerapkan arti, “Pelanggan adalah Raja.”
Tak terasa sudah 2 kali saya salat di toko Benang Raja, artinya saya cukup nyaman berada di sana. Jika biasanya suami kerap cemberut setiap kali saya ajak berbelanja, kali ini ia begitu menikmatinya. Bahkan ia tak memburu-buru saya seperti biasanya. Ia malah asik duduk sembari menyantap ice cream dan waffle di depan toko.
Langit semakin gelap, sementara lampu-lampu di Benang Raja justru semakin terang. Kami harus segera kembali ke Ungaran agar tidak kemalaman. Hari itu saya bukan hanya berbelanja tapi belajar cara memanusiakan manusia.
Comments
Post a Comment