![]() |
Namanya Luffy, aslinya Luppy tapi karena suami suka dengan karakter Luffynya One Piece akhirnya ia memberikan nama itu untuk kucing kami ini. Berbeda dengan Pon Pon yang berwarna orange putih terang, Luffy berwarna gelap. Hasil perpaduan antara hitam, putih dan sedikit kecokelatan.
Kami membawanya rumah tepat di bulan ramadan tahun lalu. Sebenarnya saat itu bukan kali pertama Luffy ke rumah. Mungkin teman-teman masih ingat cerita tentang kepergian Pon Pon yang beberapa hari lalu saya tulis. Ada momen ketika pemilik Pon Pon sebelumnya (Dini) datang untuk berbelasungkawa dan membawa seekor kucing. Itulah Luffy.
Kala itu usianya masih 3 bulan. Badannya gembul, matanya bulat, kakinya pendek dan bulunya panjang. Ada cemong di sekitar hidungnya yang membuat setiap orang yang melihatnya merasa gemas.
Tak seperti Pon Pon yang ketakutan ketika pertama kali datang ke rumah kami, Luffy sangat aktif dan lincah. Begitu keluar dari tas ia langsung melompat, berjalan ke sana-kemari seperti sedang berada di rumah sendiri. Ia bahkan melahap seluruh makanan yang kami beri.
Tidak lama, malam itu Luffy hanya mampir untuk menghibur saya yang tengah berduka. Luffy kembali dimasukkan ke dalam tas bening untuk dibawa pulang oleh Dini.
![]() |
Luffy pertama kali datang ke rumah |
Hari demi hari berlalu dan saya masih merasa sepi setelah kepergian Pon Pon. Rumah yang tadinya hangat, (ada suara-suara) kini lebih hening. Saya teringat tentang Luffy. Lucu sekali kucing itu, sepertinya mood saya akan membaik kalau melihatnya berlarian di dalam rumah. Pikir saya. Bagaimana kalau meminjamnya sebentar? Tiba-tiba pikiran itu muncul.
Saya langsung menghubungi Dini, “bolehkah saya pinjam Luffy buat sehari dua hari?” tanya saya. Ia langsung membolehkan. Jadilah si mungil Luffy kami angkut ke rumah untuk menemani weekend kami.
Ketika hari minggu sore tiba, saya menjadi sedih karena harus mengembalikan Luffy, tapi ya namanya pinjam ya harus dikembalikan. Memang tidak tahu diri, hari-hari berikutnya saya semakin merindukan Luffy. Saya akhirnya menyampaikan niat untuk memiliki Luffy ke Dini. Dini menolak. Katanya, dia sudah terlanjur sayang sama Luffy.
Saya masih kekeh memintanya dan menawarkan untuk dipertimbangkan kembali (maksa banget). Biar saya yang urus dia ketika lebaran ditinggal mudik nanti, kata saya.
Tak disangka Dini meminta waktu untuk berpikir selama satu minggu. Setelahnya, kabar baik itu pun datang. Dini mengiyakan permintaan saya. Sayang senang bukan kepalang. Kami pun tak sabar untuk segera membawa Luffy pulang ke rumah. Saya masih ingat betul, saat itu pertengahan ramadan, sama seperti sekarang.
Beberapan bulan setelah Luffy jadi milik kami, saya baru tahu kalau Dini demam setelah menyerahkan Luffy ke kami.
Ibunya bercerita kalau awalnya Dini tidak mau memberikan Luffy tapi beliau merayunya. “Kasian mbak Rere, sepi di rumah sendiri” kata ibu Dini. Saya merasa egois sekali saat itu, tapi karena Luffy sudah terlanjur kami ambil, yang bisa saya lakukan hanyalah merawatnya dengan baik.
![]() |
Pinky boy |
Luffy datang menjelang lebaran sehingga baru beberapa hari sudah harus dititipkan ke Pet Motel. Meski usianya masih kecil tapi Luffy cukup cadas, ia tidak rewel dan mau makan dengan baik. Ia bahkan bermain dan berlari-larian meski terkadang masih suka mengeong. Kelakuan Luffy berbanding terbalik dengan Pon Pon yang ketika pertama kali dititipkan ke Pet Motel terlihat ketakutan dan susah beradaptasi.
Luffy doyan makan dan tidak pilih-pilih, semua makanan ia lahap. Sepertinya ia selalu lapar dan perutnya seolah kuat menampung seluruh makanan kucing di dunia ini. Kebiasaan makannya itulah yang membuat saya cukup khawatir ketika menitipkannya ke Pet Motel. Bagaimana kalau pihak Pet Motel hanya menjatahnya sehari sekali? atau hanya diberi sedikit saja? Bagaimana jika perut besarnya itu harus kosong dan keroncongan?
Dari situlah akhirnya saya minta pihak motel untuk lebih intensif memberikan makanan dengan resiko membayar lebih. Syukurlah ketika kami ambil kembali ia terlihat lincah, berisi meski bulunya terlihat kusam alias mbaldus.
Bulu Luffy tak bisa bersih, meski sudah dimandikan berkali-kali tetap saja terlihat kusam. Mungkin karena warnanya atau karena ada banyak kutu yang bersarang di bulunya. Beberapa sumber bilang kalau warna kucel pada kucing bisa jadi karena kutu. Kala itu kutu Luffy bisa dibilang cukup banyak dan sering hilir mudik di mukanya. Ih, saya jadi gemes setiap kali mengingatnya!
![]() |
Kelakuan lucu Luffy, suka masuk kardus |
Luffy sempat terserang flu jadi kami tak bisa sering-sering memandikannya. Saya menunggu flunya mereda tanpa membawanya ke dokter. Sejak kematian Pon Pon saya tidak mau ke dokter hewan atau mengambil tindakan pengobatan secara medis. Saya takut kucing-kucing saya akan bernasib sama seperti Pon Pon.
Saya mengobati dan merawatnya sendiri. Mulai dari memberi vitamin, madu dan kuning telur dan makanan yang mengandung banyak gizi. Saya juga sering menjemurnya di luar rumah selama flu. Alhamdulillah kondisi Luffy membaik. Kami pun sesekali mengajaknya berjalan-jalan ke luar, ke taman, ke alun-alun atau ke pasar pagi.
Dasar Luffy memang cadas dia tak ada takut-takutnya sama orang baru. Begitu berjalan sendiri ia langsung saja mendekati orang-orang yang ditemuinya. Beberapa dari mereka terlihat suka kucing dan merasa tidak keberatan bahkan terlihat gemas dengan kelakuan Luffy.
Anak-anak suka dengan Luffy mereka ingin melihatnya secara lebih dekat. Biasanya para anak akan mengelusnya atau memegangnya dengan ragu-ragu karena takut dicakar atau digigit. Kalau sudah begitu Luffy merasa seperti sesekor selebcing! Ia akan membiarkan dirinya dijamah tanpa ragu oleh para fans-fansnya.
Melihat energi Luffy yang cukup besar dan suka cari perhatian, kami berpikir kalau sepertinya dia butuh seorang teman. Kami pun memutuskan untuk menambah kucing satu lagi.
Saya mengutarakan niat ini ke Dini (pemilik Luffy sebelumnya) lalu ia menyarankan saya untuk mengadopsi saudara kandung Luffy dari tetangganya yang bernama Rani. Rupanya Luffy bukan anak kandung Dini eh maksudku Dini mengadopsinya dari tetangganya yang bernama Rani.
Luffy bukan kucing yatim, ia punya 2 saudara kandung. Bapak dan Ibunya juga masih hidup dan sehat. Saya sendiri belum pernah bertemu Bapak dan Ibu Luffy, hanya kedua saudaranya ketika mau kami jemput.
“Yang hitam harus tetap di rumah Mbak,” kata Rani memberikan clue. Artinya saya harus membawa yang satunya. Nama kucing itu Cicin. Si betina yang pemalu. Ia lebih banyak diam dan terlihat pemalu. Tapi tak disangka ketika suami saya mendekatinya dan menggendongnya ia langsung mau dan anteng.
![]() |
Cicin |
Rani mulai menangis melihat kucingnya cepat akrab dengan kami. Saya pun bilang ke dia kalau memang tidak boleh diminta ya tidak usah. Dia malah menangis semakin kencang.
“Kalau nggak boleh, nggak apa apa. Karena kalau itu kucingku gak bakal kuberikan ke orang lain. It’s oke Ran,” kata saya. Namun Rani mulai menguasai diri dan bilang bahwa kami boleh membawanya, ia cuma sedih karena harus berpisah dengan kucingnya.
Belakangan ia bercerita bahwa beberapa waktu sebelumnya ada orang yang ingin mengadopsi Cicin tapi di sana Cicin terus mengeong dan akhirnya dikembalikan. Begitu ia melihat Cicin anteng dipangkuan suami saya, Rani langsung merasa akan benar-benar kehilangan Cicin, itulah mengapa ia menangis.
“Nanti kalau rewel dan gak betah, tolong dikembalikan ya Mba,” katanya sebelum kami pergi. Melihat bagaimana Cicin berinteraksi dengan kami, sepertinya keinginan Rani untuk mendapatkan Cicin kembali mustahil. I’m sorry, Ran!
Meski Luffy dan Cicin bersaudara tapi mereka terpisah cukup lama dan sepertinya lupa satu sama lain. Takut mereka belum siap berkumpul satu sama lain, akhirnya saya memutuskan untuk menaruh Cicin di kandang agar tidak dijangkau oleh Luffy.
Pertama kali Luffy melihat ada kucing cantik di dalam kandang ia pun penasaran. Luffy sengaja berjalan bolak balik sembari sesekali mengintip keberadaan Cicin. Mungkin batin dia, siapa gerangan cewek cantik ini? Saudaramu Fy! duh duh.
Makin lama Luffy makin mendekat, yang tadinya lewat mondar-mandir di depan kamar kini mulai maju ke arah kandang. Ia menunggu Cicin di depan kandang seperti tidak sabar untuk mengajaknya bermain. Sementara itu Cicin menggeram, merasakan dirinya dalam bahaya.
![]() |
Luffy setia menunggu Cicin siap diajak bermain |
Memang benar kata orang, butuh waktu lama untuk mengakrabkan 2 kucing asing. Terkadang malah butuh waktu hingga berbulan-bulan, tapi saya tak mau itu. Saya maunya cepat dan kalau bisa dalam hitungan hari. Akhirnya perlahan-lahan saya mulai mengeluarkan Cicin. Ia masih saja mengerang ketika ada Luffy dan berusaha menjauhinya.
Cicin tidak rewel soal makanan. Tadinya saya pikir Luffy adalah kucing yang paling doyan makan tapi ternyata Cicin jauh lebih rakus. Ia melahap wet food beberapa kali lebih cepat dibanding Luffy. Ia juga makan semua jenis makanan. Hidungnya sensitif dengan bau makanan. Kalau ada bau sedikit ia akan segera menuju ke sumbernya. Ia bahkan tak segan-segan mengeluarkan suara ketika meminta makan. Hm, sepertinya Cicin benar-benar hanya mengeluarkan suara ketika minta makan selebihnya ia akan lebih banyak diam.
Untuk mengakrabkan mereka akhirnya saya siasati dengan menaruh wet food mereka dengan jarak cukup dekat. Awalnya mereka mau makan tapi masih saling mengerang. Hari berikutnya saya lebih dekatkan lagi dan lagi. Akhirnya mangkok mereka sangat dekat sekali dan erangannya pun semakin berkurang. Begitulah cara mereka dekat hanya dalam waktu kurang dari 3 hari. Dengan makanan.
Cicin dan Luffy semakin akrab. Mereka sering bermain kejar-kejaran. Lebih tepatnya Luffy hobi sekali mengejar Cicin, menjilatinya dan menggodanya. Sementara itu Cicin terlihat tidak nyaman dengan kelakuan Luffy dan dari suaranya terkadang seperti sedang terintimidasi.
![]() |
Ikut merayakan hari kemerdekaan RI |
Melihat mereka bercengkrama saya jadi teringat Pon Pon. Seumur hidupnya Pon Pon saya biarkan sendirian tanpa seorang teman pun. Harusnya Pon Pon berhak punya kawan tapi saya memilih memenjarakannya di rumah sendirian.
Ya begitulah. Mereka berdualah yang saat ini menghabiskan saldo rekening dan mengisi keramaian di rumah saya. Seorang kucing jantan yang karaternya gentle dan selalu berada di depan untuk melindungi rumah dan saudaranya dan seorang kucing betina yang suaranya keluar hanya ketika mau makan saja.
Nantikan cerita-cerita lucu dari mereka berdua selanjutnya ya :)
Sekilas wajahnya mirip banget ya
ReplyDeleteMeski keduanya ada banyak perbedaan
Bagi pencinta kucing pastinya ini loveable banget kalau dipelihara
Ah, jadi ga sabar deh mau lanjut baca kisah kedua kucing manis ini
Hai Luffy dan Cicin salam kenal hahaha...ceritanya sampe dirawat mba cukup menarik ya karena ada drama demam dan nangis dari majikan sebelumnya :D di rumah jg ada 1 kucing tadinya mau rawat 2 tapi ponakanku ga ngasih hny 1 saja :D
ReplyDeleteAku gemaaaaaaaaaas Ama merekaaaaa 😍😍😍😍😍. Ya ampuuuun pengen uyel2 keduanyaaa 🤣❤️❤️. Cakep semua mbaaa. Buku tebel, yg Luffy sbnrnya agak mirip kucingku ,Pastel. Ada cemong juga di hidung.
ReplyDeleteBtw gimana masalah kutu nya? Udh pake yg obat tetes di tengkuk?