Bagaimana rasanya jika tabungan miliaran,
hasil jerih payah selama bertahun-tahun hilang dalam sekejap? Panik dan nyesek,
bukan?
Inilah yang dirasakan oleh Silvia
Yap, seorang pengusaha aksesori yang tinggal di daerah Malang, Jawa Timur tahun
2023 lalu. Saldo miliknya senilai 1,4 miliar raib setelah ia menge-klik sebuah link file
berdalih undangan pernikahan yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp.
Kata “Undangan Pernikahan”
berhasil mengecoh perempuan malang berusia 56 tahun tersebut. Secara
psikoligis, Silvia Yap menganggap wajar kiranya jika ia menerima pesan baru
berisi undangan pernikahan dengan di sertai link
layaknya undangan digital pada
umumnya.
Tak hanya Silvia Yap, kita pun
akan cenderung tak menaruh curiga meski pun nomor yang muncul baru dan belum
tersimpan. Kita akan berpikir mungkin saja itu dari seorang kawan yang lama tak
bersua atau sudah lost contact.
Tak disangka pikiran baik yang kita bangun justru menimbulkan malapetaka. File apk yang dibuka Silvia ternyata adalah sebuah jebakan dan beberapa menit setelahnya tabungan senilai 1,4 miliar miliknya hilang tak berbekas. Apa yang dialami Silvia Yap adalah salah satu penipuan dengan metode social engineering.
Apa itu Social Engineering (soceng)?
Pakar keamanan Alfons Tanujaya melalui kompas.com menjelaskan bahwa penipuan soceng adalah sebuah rekayasa sosial yang biasanya memanfaatkan kondisi psikologis dari korban.Sementara itu Carnegie dari Mellon
University menyebut social engineering
adalah taktik memanipulasi, mempengaruhi atau menipu korban untuk mendapatkan
kendali atas sistem komputer, atau untuk mencuri informasi pribadi dan
keuangan.
Keduanya sama-sama menekankan pada
manipulasi secara psikologis agar korban melakukan kesalahan keamanan atau
memberikan informasi pribadi yang bersifat sensitif. Terkadang aksi ini
dilancarkan secara halus sampai-sampai korban tidak sadar sedang dimanipulasi.
Informasi atau data pribadi yang
berhasil dikumpulkan oleh para oknum yang tidak bertanggungjawab digunakan
untuk melancarkan berbagai kepentingan termasuk salah satunya mengakses akun
bank si korban.
Transformasi Social Engineering
Contoh dulu ketika awal-awal handphone mulai marak digunakan, pernah booming kasus “papa minta pulsa”.
Terdengar sepele tapi nyatanya banyak kerabat serta keluarga kita terjebak dan
kehilangan sejumlah uang dari modus ini.
Lambat laun, teknik model ini pun
mulai terendus sebagai penipuan oleh masyarakat sehingga intensitasnya pun
semakin berkurang.
Setelah “papa minta pulsa”
berkembang fenomena penipuan lain seperti telefon dari kantor polisi yang
mengatakan sanak keluarga sedang di tahan karena masalah tertentu lalu minta
uang tebusan puluhan juta rupiah.
Lalu ada juga telefon yang
berdalih menang undian berhadiah dan meminta uang pajak pengambilan. Semua
teknik tersebut termasuk ke dalam social
engineering yang bertujuan untuk mengelabui korban.
Polanya sama, setelah masyarakat
mulai aware maka akan diluncurkan teknik
baru. Salah satu contohnya adalah kasus file
apk yang dialami Silvia Yap tadi. Tak hanya berisi undangan pernikahan
modus ini terkadang juga bisa berisi surat pemberitahuan wajib pajak hingga
paket kurir online.
Alfons Tanujaya melalui laman
resminya vaksin.com memaparkan
mengenai salah satu perubahan metode yang dilakukan oleh para penipu. Metode
penipuan aplikasi yang memungkinkan penjahat dapat membaca seluruh sms korban,
sudah terendus masyarakat sehingga mereka mengubah metodenya menjadi sms phishing.
Modus Paling Umum Social Engineering
Modus paling anyar dan sering mengecoh masyarakat yang baru-baru ini tengah marak adalah telefon yang berpura-pura dari pihak bank. Modus ini dilakukan secara rapi, contohnya menggunakan suara dan susunan kalimat yang meyakinkan. Mereka juga menggunakan pancingan seperti membahas masalah-masalah perbankan untuk membangun kepercayaan dari si target.
Bank BRI melalui campaign #BilangAjaGak #MemberiMaknaIndonesia mengkonfirmasi beberapa modus penipuan ala bank yang sering digunakan di antaranya :
1. Penipuan info pembaharuan layanan serta perubahan tarif transfer bank
Di sini penipu menyampaikan informasi palsu agar korban mau mengisi data berupa PIN OTP dan password.
Modus - modus ini dilakukan untuk menggiring si target dengan tanpa sadar memberikan data penting seperti nomor rekening, PIN, user password hingga kode OTP. Seluruh data tersebut akan digunakan untuk mendapatkan keuntungan finansial, contohnya menguras rekening bank, e-wallet bahkan penyalahguanan akun marketplace.
Celah, Cegah dan Atasi Social Engineering
Perubahan dunia yang serba cepat menuntut
setiap dari kita untuk selalu waspada terhadap berbagai modus kejahatan cyber terutama social engineering.
Dalam webinar yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wani Sabu sebagai salah satu narasumber menyebutkan bahwa 99% cyber crime yang ada di Indonesia adalah Social Engineering.
Taktik ini paling banyak
digunakan karena pelaku meyakini end user
atau manusia cenderung lebih mudah dimanipulasi atau dicari celahnya. Celah
itulah yang digunakan untuk mengakses berbagai informasi terkait aktivitas
perbankan si korban. Media yang digunakan bermacam-macam, bisa berupa suara, gambar
atau video serta tulisan.
Melihat dari banyaknya kasus yang
sudah terjadi, penting bagi seseorang untuk membekali diri dengan berbagai
informasi terkait modus penipuan ala social
engineering dengan begitu kejadian yang diinginkan pun dapat dicegah.
Untuk terhindar dari penipuan dengan metode social engineering kita perlu menerapkan dan memastikan beberapa hal seperti berikut:
- Tetap berusaha tenang ketika mendapatkan telepon darurat yang mengatasnamakan pihak-pihak tertentu seperti kepolisian, rumah sakit, bank dan lain-lain. Pastikan untuk melakukan check dan recheck terlebih dahulu.
- Selalu ingat bahwa bank tidak pernah meminta data pribadi kepada nasabah apalagi kode OTP yang dikirimkan melalui sms
- Apabila mendapatkan penawaran tertentu yang mengatasnamakan bank, baik melalui pesan suara maupun text akan lebih baik mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak bank yang bersangkutan melalui call center atau datang langsung ke bank terdekat.
- Tidak sembarangan menge-klik file ataupun link yang didapat dari pesan singkat baik itu sms, Whatsapp, email dan aplikasi lainnya.
- Tidak sembarang mengisi data diri atau data pribadi pada situs atau website tertentu. Jika harus mengisi data, lebih baik dipastikan betul-betul bahwa web tersebut resmi.
- Selalu membekali diri dengan informasi-informasi terbaru. Salah satu situs yang bisa dijadikan rujukan referensi adalah BRI Edukasi.
Lalu bagaimana jika sudah terlanjur masuk ke dalam jebakan si penipu? Berikut hal-hal yang bisa dilakukan :
1. Lakukan pembekuan rekening segera melalui call center bank yang bersangkutan. Bank bisa melakukan penundaan transaksi jika sudah menerima laporan dari nasabah meskipun tanpa laporan dari kepolisian.2. Jika HP kena hack file apk, lebih baik segera matikan data atau koneksi internet dan aktifkan flight mode. Pada umumnya file apk tidak mudah dihapus sehingga satu-satunya cara adalah mereset ulang HP.
3. Ganti seluruh password akun yang dimiliki (email, sosial media, perbankan dan lain-lain)
Dunia digital tidak hanya dihuni oleh mereka-mereka yang ingin dunia ini
menjadi lebih baik tapi juga mereka yang melemahkan pihak lain demi
kepentingannya sendiri. Setiap orang bisa menjadi target penipuan tergantung
siapa punya celah dan lengah.
Seperti halnya kata pakar teknologi Bruce Schneier :
"Amateurs hack systems ; professionals hack people."
Resources : kompas.com, bri.co.id, vaksin.com, Youtube
Menarik informasinya dan baru tahu ternyata penipuan semacam itu banyak jenisnya. Perlu saling waspada dan saling mengingatkan
ReplyDeleteModus social engineering sangat berbahaya karena memanfaatkan manipulasi psikologis untuk mendapatkan informasi pribadi atau akses ke sistem penting. Pelaku sering menyamar sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk menipu korban. Penting untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya pada permintaan informasi pribadi dari sumber yang tidak dikenal.
ReplyDeleteBetul sekali, di jaman ini memang harus lebih waspada apabila nerima pesan baik teks maupun suara, harus sering check dan recheck sebelum melakukan tindakan Kak, takutnya ya itu salah klik aja duit milyaran raib,
DeleteHampir setiap hari aku dapat spam call. Akhir-akhir ini yang paling sering ngaku bpjs mau update apa gitu trus minta tekan nomor 8 buat bicara dengan operator. Aku asal aja pencet nomer eh ga lama operator yang ngomong. Nah kan ketahuan bohongnya.
ReplyDeleteYa ampun, nggak kebayang gara-gara klik aplikasi abal-abal berakhir jadi kesedot uangnya di rekening penipuan digital makin marak dan membawa banyak korban ya..
ReplyDeleteIa Kak, mana sekarang metodena terus berkembang demi mencari titik lengah orang, semoga informasi ini bisa membantu dan mencegah kita semua menjadi korban soceng ya Kak :)
DeleteAku pernah mengalami kejadian penipuan socheng ini..
ReplyDeletedan sedihnya, ketika melapor ke bank, gak bisa ditangani karena modusnya baru. Laporan polisi pun memang tampaknya akan sia-sia siih.. Jadi, semoga edukasi seperti ini bisa dibaca banyak pihak dan gak ada lagi korban penipuan soceng di Indonesia.
Waduh, sedih banget pastinya Kak, apalagi jika dapat respon bank yang seperti itu. Sepertinya memng kita harus rajin-rajin memantau berita dan membekali diri dengan informasi terkait soceng ya Kak, tapi semoga rejeki Kaka yang hilang diganti dengan rejeki lain, amin.
DeleteMakin canggih aja ya cyber crime sekarang ini. Sebagai pengguna internet aktif harus hati-hati nih, harus cek dan ricek.
ReplyDeleteDuh duh iya nih Kak, penjahat saja bertransformasi dan inovatif, kita tentu jangan sampai kalah usaha demi keamanan kita sendiri Kak :)
DeleteJaman makin canggih, penipuan pun makin beragam ya. Makanya kita perlu banget update info terbaru biar tidak terjebak dengan social engineering ini.
ReplyDeleteBetul banget Kak, bekali diri dengan informasi yang jelas sumbernya supaya kita semua terhindar dari soceng :)
DeleteKondisi beginian bikin saya masang mode curiga, tetapi yang paling saya khawatirkan saat ini bila modusnya menggunakan pesan suara (calling) minta diangkat. Ini gak kalah bahaya bahayanya..
ReplyDeleteMetode soceng emang berkembang terus ya Kak, makin lama para penipu juga makin canggih, kita jangan sampai lengah apalagi yang cenderung meyakinkan seperti pesan suara. Semoga kita semua terhindar dari soceng ya Kak.
DeleteGak kebayang hilang sampai 1.5 Milyar ya allah, betul kata kak seiring teknologi bertransformasi bentuk penipuan pun makin beragam. Harus extra hati hati dan bilang gak untuk semua mode yang bisa jadi penipuan makasi sharingnya ya kak super bermanfaat
ReplyDeleteJangankan Milyaran ya Kak, saya ilang jutaan aja udah nangis banget. Betul sekali harus hati-hati dan rajin mantau informasi Kak :)
DeleteBecarefull uy jgn klik link swmbarangan
ReplyDeleteBetul banget Kak, di jaman digital kita harus ekstra hati2 :)
DeleteKeren bgt kak infonya, aku jadi dapat insight seputar soseng yang sebelumnya aku tau tapi hanya secuil saja, semoga ga ada lagi yang bernasib sama dgn silvia Yap
ReplyDeletesama-sma saling berbagi informasi dan mengingatkan ya Kak, semoga bermanfaat ulasannya, terima kasih sudah meluangkan waktu Kak :)
Delete