Duh mas! tetiba aku ingin
menikahimu! Membeli rumah di daerah yang tak begitu terpelosok pula tak lenyap
oleh hingar bingar kota.
Duh mas! hasrat itu tetiba muncul, entah karena melihat si sri yang
berhasil membangun rumahnya kokoh dengan bantuan mertua, atau melihat Dirman
yang tengah berbahagia karna baru saja mendapati putra pertama.
Duh mas! tetiba aku benar-benar ingin menikahimu, membuat nyawa baru dan
menamainya radar langit lan bumi. Bila
pria sebut dia radar dan bila putri sebut dia langit. Ini bukan murni
rencanaku, ini karena Putri membuat prosa berisi nama anak, meliuk-liukkan
kata-kata dan menari-narikannya. mereka melet-melet
menyeretku masuk ke dalamnya, bila aku menolak mereka balas menghina!
Duh mas! sungguh aku ingin menikahimu , saat ini juga, detik ini juga. Hasrat
itu menggebu seperti halnya aku rela membunuh semua mimpiku untukmu! setan apa
yang bergelayut di otakku! Tetiba seluruh isi bumi menghasutku untuk
menikahimu!
Duh mas! Biarkan aku membelai tanah dengan ke dua tanganku, dan keringatku
menetes layaknya kucuran air hujan yg tiada henti membelai bumi demi rumah dan
buah hati impian kita.
Duh mas! Tetiba aku benar ingin menikahimu! coba bilang, kira-kira siapa nama anak kita kelak?
Ujar sang perawan cinta!
Comments
Post a Comment