Skip to main content

Sedikit Saran dalam Berwirausaha

Beberapa ilmu wirausaha yang saya  dapatkan secara real, bisa juga cocok untuk anda pembaca bisa juga ng'.  pandai pandai saja mengambil dan memakai intisarinya.  Ilmu ini sudah saya beli secara mahal (suerrr deh mahal banget....!!) bahkan sampai detik ini belum lunas bayarnya. 

Kalau ilmu dan tehnik-tehnik yg sudah terstandarisasi bisa search in sendiri di google, baca buku di perpus, atau tanya pada narasumber (wirausahawan )secara langsung. Berikut cuma beberapa nasihat dari (anggap saja) kawan lama.
saya cuma niat membantu dan memberi saran untuk dipertimbangkan.
jadi yg perlu dipertimbangkan untuk memulai berwirausaha antaralain;
 1.  Memikirkan modal secara real. Jangan mengandalkan modal dari orang lain sekalipun teman dekat atau sanak saudara. Apalagi sampai menggadaikan rumah orang tua (jangan deh sumpah..!). Saat memulai usaha alangkah lebih baik dengn modal sendiri kalau tidak punya bnyak modal sedikitpun tak apa (emang real-nya segitu) yang penting tidak membebani dan bergantung pada orang lain. Kita musti ingat saat kita memutuskan untuk berwirausaha saat itu juga kita ditempatkan pada kemungkinan peluang "gagal" ato "berhasil". Jangan sampai orang tua kehilangan rumah gara-gara kita rugi. Membahagiakan saja belum malah merugikan.
2.  Pilih Usaha yang kamu pahami/sukai secara betul. Kalau tidak paham mengenai motor bahkan tidak suka jangan buka Bengkel alias jangan memaksakan diri. di samping memahami setidaknya pilih usaha yang kita sukai. Mengapa? karena saat kita terjun dalam dunia usaha ada kemungkinan pasang surut mood, kalau lagi mood-moodnya semangat banged, tapi pas down...boring...(bisa bayangkan kan saat kita boring banged ma pacar, rasanya pengen pindah kota!!). Memilih usaha yg dipahami dan disukai adalah salah satu cara mengantisipasi keboringan dan membuat usaha tetap stabil.
3.  Jalankan sendiri itu lebih baik. sering kali kita harus patungan dengan sahabat atau bahkan sanak saudara sendiri, tapi saranku mending dijalankan sendiri (percaya deh mending dijalankan sendiri). Bukan maksud untuk tidak mempercayai niat baik saudara atau teman dekat, tapi ya itu tadi untuk mengantisipasi adanya hal-hal yg tidak diinginkan. Percayalah pada saudara jauhmu ini. kalau masih tak percaya coba deh tanya orang-orang sekitarmu yang mungkin pernah mengalami case case serupa (dikhianati teman/saudara). Ingat ini soal uang teman, sangat riskan.
4.  Awali dengan niat baik. Semua hal kalau diawali dengan niat baik insyaAllah akan berimbas baik. Jangan sampai untuk mengawali usaha kita menipu, menyakiti atau merugikan pihak lain. Usaha kita tidak akan barokah, sekalipun sukses secara duiawi, tapi tidak di mata Tuhan. Ataupun gagal, kita tetap bisa memetik hikmah yg mungkin mejadi pelajaran berhaga mahal bahkan ladang amal.
5.  Ikhlas sejak diawal.  Saya mendapatkan dan mempelajari itu dari salah seorang teman yg hingga kini masih terluka.  Karna ada peluang "gagal" dan "sukses" maka ikhlas diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan. Semua akan lebih indah dan ringan bila dijalankan dengan ikhlas, bukan?
6.  Mau mendengar saran dan mau dibelajari. Saat usaha sudah berjalan dan mengalami kendala, biarkan saran masuk dan pertimbangkanlah, kita tidak selalu benar, orang lain terkadang lebih bijak karna melihat dari sudut yang lain. Jangan menganggap diri pintar dan tidak perlu belajar.  Wirausahawan yang baik adalah yang tetap mau belajar walaupun sudah sukses.
Itulah beberapa ilmu dan saran dari saya, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan positif dalam menapaki dunia usaha.  Saran-saran tersebut terbentuk dari kenyataan yang sudah saya alami dan telah memberikan konstribusi pelajaran besar dalam kehidupan saya. Peace semoga bermanfaat!



Comments

Popular posts from this blog

Sentilan Kumpulan Puisi Ublik Karya Ono Sembunglango

Puisi bukan hanya soal keindahan tata bahasa dan olah kata. Puisi mempunyai pencipta yang olehnya terdapat kedalaman rasa. Ini bukan soal data, tapi karya yang dilahirkan dari perpaduan antara kepekaan, perasaan mendalam dan kemampuan untuk menafsirkannya.  Setiap sastrawan melahirkan keresahan yang menyelubungi pikiran dan tubuhnya, sebagaimana Ono Sembunglango ketika melahirkan “Ublik” -yang merupakan kumpulan buku puisi pertamanya.  Meski bukan lahir dari daun lontar dan kertas Sinar Dunia, Ublik yang dikumpulkan melalui catatan media digital ini tetap menjadi sebuah catatan keresahan yang mewakili suatu masa. Pak Ono, mungkin begitu saja saya memanggilnya. Seorang yang saya temui dalam event blogger 2 Oktober 2024 lalu. Saya -yang bukan siapa-siapa dan baru dalam dunia blogger ini- tidak begitu banyak mengenal orang, dan saya tidak akan mengenal beliau andai kata teman sebelah saya tak menyebut kata Sutardji Calsoum Bahcri, sang maestro puisi mbeling. Ia bilang Sutardji ...

Mengendus Buku Jurnalisme di Luar Algoritma

Ada yang berubah dari wajah jurnalisme kita. Masyarakat di era ini membutuhkan kecepatan, berita harus diramu secara cepat kalau tidak mau ketinggalan. Tak dipungkiri wartawan kalah adu cepat dengan warga yang berada di tempat.  Soal kode etik mungkin mereka tak paham tapi kecepatan tentu tak diragukan. Siapa peduli dengan kode etik di jaman ini? Publik lebih menikmati video kejadian yang diambil para amatir dengan dalih originalitas. Soal akurasi tentu media juara, tapi kecepatan bisa jadi sebaliknya.  Sebenarnya hal seperti ini sudah bisa terendus dari belasan tahun lalu, saat di mana kemampuan handphone semakin di upgrade dan internet semakin dekat dengan masyarakat. Jurnalisme warga kala itu disambut sukacita sebelum pada akhirnya membuat tatanan dunia digital semakin chaos . Roma perubahan ini tentunya terendus media sedari lama, namun beda hal soal tanggapan. Ada yang bergerak cepat dan berupaya menyesuaikan diri tapi ada juga yang perlu lebih dulu mengkaji. Di luar cep...

Merayakan Ulang Tahun dengan Glamping di Puncak Bogor

  Laki-laki memang sulit ditebak. Dari sekian banyak tawaran hadiah ulang tahun yang saya tawarkan, suami justru memilih camping. Masalahnya, kami berdua bagai langit dan bumi, kutub utara dan selatan. Berbeda dalam segala hal termasuk memilih tempat liburan. Suami cenderung memilih tempat-tempat tenang, tidak banyak orang, dingin dan bisa beristirahat seperti camping dan hiking sementara saya lebih suka ramainya pasar, konser musik, serta wisata-wisata kota. Tapi karena ini soal hari jadi suami maka saya harus banyak-banyak mengalah. Yah bolehlah camping asal jangan dulu hiking . Sebenarnya sudah lama juga saya ingin menemaninya hiking tapi memang kondisi belum cukup baik dan saya belum berdamai dengan udara dingin. Kipasan satu jam saja saya tidak kuat apalagi menahan dinginnya gunung?! Lalu kami pun melakukan deal-dealan dan sampailah ke kata glamping. Istilah glamping belakangan cukup populer, bukan? Camping tapi glamor. Kalau camping kita masih harus repot-repot membawa...